Translate

Wednesday, January 30, 2008

Flu Burung vs VCO

“…Flu burung yang ditakuti dunia itu kan termasuk golongan virus influenza. Kita bisa mencegah flu burung baik pada unggas maupun binatang yang punya kerentanan terhadap flu burung, termasuk manusia. Kalau saya anjurkan, minum saja VCO!” ujar Dr Hardhi Pranata, SpS, MARS, dokter pribadi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, ketika ditemui Trubus di klinik prakteknya di bilangan Margonda, Depok.
Bukan tanpa alasan spesialis saraf dari Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Surabaya itu meyakini manfaat virgin coconut oil . Pengalaman pribadi ayah 2 putri itu membenarkan prediksinya 2 tahun silam.Untuk menghilangkan influenza yang seringkali mendera ia rutin meminum 2 sendok VCO sehari. “Tidak berapa lama sembuh. Malah setelah rutin mengkonsumsi tidak pernah lagi terserang influenza, ” ujar neurologist di Rumah Sakit Gatot Subroto itu.
Karena virus avian influenza tergolong virus influenza tipe A, keampuhan VCO itu diaplikasikan dr Hardhi pada 50 ayam kesayangannya. Minyak dara itu dicampurkan setiap kali memberi pakan. “Saat wabah flu burung ramai dibicarakan karena banyak ayam-ayam yang mati, semua ayam saya sehat. Malah makannya tambah banyak karena VCO memberi rasa gurih, ” ujar ketua Perhimpunan Gerontologi Indonesia itu. Hardhi yakin VCO dapat merusak lapisan lemak pembungkus virus. Artinya pertumbuhan virus bakal terhambat oleh VCO saat ia berupaya beregenerasi.Kenyataan itu diperkuat oleh penelitian DR Conrado Dayrit, M. D. yang dipresentasikan pada 53 rd Anniversary Celebration of the Philippine Association for the Advancement of Science di University of Santo Thomas, Manila, pada 2003. Conrado mengungkapkan asam laurat pada VCO berupa medium chain fatty acid (MCFA)
akan berubah menjadi monolaurin di dalam tubuh. Monolaurin itu yang kemudian bekerja menghancurkan lapisan lemak pembungkus virus.Luar biasaMenurut Agus Wiyono, DVM, PhD., peneliti avian influenza dari Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan di Bogor, peran VCO menghambat avian influenza lebih dimungkinkan karena kadar asam laurat yang tinggi, rata-rata mencapai 50%. “Jika benar ia antiviral besar kemungkinan cara kerjanya menghambat virus itu menempel di sel, ” ujarnya.Doktor Virulogy dan Imunology dari James Cook University di Australia itu pun membenarkan jika kekuatan virus sebenarnya ada pada pembungkusnya. “Jika ada obat atau zat yang bisa menghancurkan pembungkus itu berarti sangat luar biasa,” ujarnya. Maklum sepanjang pengetahuannya, virus tidak bisa dibunuh. Ia hanya dapat diisolir agar tidak berkembang. Tamiflu contohnya. Obat flu burung yang diproduksi di Swiss itu digadang-gadang bisa mencegah avian influenza. Obat itu hanya bekerja menghambat perbanyakan virus di tubuh.Namun obat itu pun memiliki banyak kekurangan. “Obat ini hanya efektif 2 x 24 jam sejak penderita diduga suspect avian influenza,” ujarnya. Kenyataan selama ini diagnosis penderita avian influenza bisa memakan waktu berminggu-minggu.Selain itu, Tamiflu dapat menjadi bumerang. Karena jangka efektivitas obat yang pendek, jika tidak tepat pemakaian justru menyebabkan virus avian influenza bermutasi sehingga menjadi sulit diberantas. “Kondisi ini menjadi pisau bermata dua dalam pencegahan dan pengendalian avian influenza,” ujarnya.Hati-hati kotoranDi lain pihak, sumber utama penyebaran avian influenza yakni unggas, mulai diberi asupan VCO sebagai upaya pencegahan. Itu yang dilakukan beberapa peternak di Lampung dan Tangerang. Dharma dari Sumber Inti Harapan (SIH) di Pasar Kamis, Tangerang, misalnya, mencampur VCO pada pakan ayam-ayamnya. Semula minyak dara itu hanya dipakai sebagai tambahan saat pencampuran pakan nabati dengan minyak buah merah. “VCO ditambahkan agar campuran minyak buah merah dengan pakan lebih merata, ” ujar produsen telur omega 3 itu.Menurut general manager SIH itu, pemakaian VCO membuat unggas-unggas lebih sehat. Bagaimana itu bisa terjadi? Dr drh I Wayan T. Wibawa, MS, wakil dekan Fakultas Kedokteran Hewan IPB, menduga VCO sebetulnya bukan membentuk antibodi pada unggas. “Ia akan memperbaiki kualitas sel mukosa atau selaput lendir sehingga saluran pernapasan menjadi baik. Otomatis virus sulit menginfeksi,” ujarnya.Kenyataan itu ditunjang dengan kondisi ayam saat ini. “Ayam yang ada sekarang ini ayam modern,” ujar Wayan. Artinya mereka memiliki kecepatan tumbuh luar biasa. Efeknya kerja jantung dan fungsi hati menjadi berat. “Sel-selnya berkembang sangat cepat sehingga mudah stres. Jika stres maka akan peka terhadap guncangan penyakit, misal flu burung, ” tutur doktor Imunology dan Mikrobiology dari Jerman itu.
Meski demikian Agus Wiyono tetap menekankan kebersihan untuk mencegah avian infl uenza. Sumber utama penularan avian infl uenza antarunggas adalah kotoran. “Virus di kotoran sebetulnya mudah mati. Caranya campur kotoran dengan batu gamping, lalu tutup dengan plastik dan jemurlah di bawah sinar matahari,” ujarnya. Pada manusia, modalnya rajinlah mencuci tangan dengan sabun karena virus yang menempel bakal luruh.
Sumber: Majalah Trubus

VCO - Minyak Kelapa Murni dengan Berbagai Manfaat

Dear Blogger,

Berikut adalah ulasan mengenai VCO di Nova No. 912 Tgl 21 Agustus 2005.

Selama ini minyak kelapa dituduh sebagai biang kerok segala penyakit namun dengan VCO tuduhan itu luruh. Hal ini diungkapkan oleh Dr. AH. Bambang Setiaji Msc, ahli kimia dan dosen di F.MIPA UGM Yogyakarta.

VCO atau minyak kelapa murni diperoleh dari hasil pancingan (tanpa proses pemanasan, dan fermentasi). Caranya air santan yang berasal dari perasan kelapa yang telah diparut diberi pancingan minyak kelapa murni yang dihasilkan dari laboratorium. Lalu diaduk dan didiamkan selama 4-5 jam, setelah itu minyak kelapa murni akan terpisah dengan sendirinya dari ampas minyak dan air. Usai dipancing hasilnya akan terbagi menjadi tiga bagian. Di bagian atas minyak kelapa murni, bagian tengah ampas minyak dan bagian bawahnya air. Jika kwalitas minyak pancingan jelek hasinya pun akan tengik.

Minyak kelapa murni dibagian atas inilah yang menjadi minyak kelapa murni (Virgin Coconut Oil). VCO ini memiliki banyak khasiat untuk kesehatan. Bambang juga menegaskan bahwa VCO ini berbeda dengan minyak klentik. Minyak kelapa sawit diproses lewat pemanasan sehingga kandungan koleat dan palmetatenya paling banyak sehingga bisa meningkatkan kadar kolesterol darah. Minyak kelapa biasa pun jika sudah menjadi jelantah dan didiamkan lama radikal bebasnya jadi banyak dan tak boleh dikonsumsi lagi.

Thn 2004 Dr. Bambang mulai meneliti manfaat VCO bagi kesehatan dan ternyata ia mendapati bahwa senyawa yang dikandung VCO ini ternyata sama dengan yang dikandung Air Susu Ibu (ASI). VCO mengandung asam laurat 48% sedangkan ASI hanya 38%. Seperti kita ketahui ASI sangat berguna bagi bayi sebagai imun terhadap berbagai penyakit dan lebih sehat tubuhnya. Sehingga untuk orang dewasa mengkonsumsi VCO yg mengandung asam laurat sebanyak 48% tentu sangat bagus. Asam laurat inilah berdasarkan penelitian yang dilakukan Bambang dapat mematikan virus penyebab berbagai macam penyakit mulai dari flu biasa hingga HIV/AIDS. Termasuk beberapa penyakit degeneratif seperti jantung koroner, diabetes dan hepatitis. Bahkan sejak lama minyak kelapa terkenal dapat menghitamkan rambut dan melancarkan persalinan. Orang yg rontok rambutnya atau botak bisa mengkonsumsi VCO secara teratur. VCO juga punya keistimewaan lain yaitu tidak membuat gemuk orang yg mengkonsumsinya. Sebab asam laurat tidak dapat terdeposit sebagai lemak tubuh, tetapi mudak dikeluarkan di dalam tubuh. Pengidap diabetes juga sangat baik mengkonsumsi VCO karena mudah dicerna sehingga insulin dalam tubuh tidak harus banyak keluar dan bisa tertampung di pankreas. Sehingga insulin betul-betul dapat digunakan untuk mengatur gula darah. CARA

MENGKONSUMSI VCO
VCO sebaiknya dikonsumsi 3-4 sendok makan perhari untuk dewasa dan 1-2 sendok teh perhari untuk anak-anak. Untuk menghindari rasa mual saat menelan VCO bisa dicampur madu atau sirup itu tidak akan mempengaruhi kandungan VCOnya. Mengkonsumsi VCO berbentuk kapsul sebenarnya lebih sulit. Sebab 1 sendok makan VCO itu jumlahnya kira-kira 12-15 cc sedangkan 1 kapsul hanya berisi 1 cc saja VCO. Kalau dibikin 2 cc ukuran kapsulnya akan menjadi sangat besar dan semakin sulit ditelan. Bambang pun mulai meneliti VCO untuk berbagai macam produk kecantikan seperti body lotion, sabun mandi, sabun muka, cream wajah, sampo, lipstik dan message oil. Ternyata dari hasil penelitian, VCO bisa menghaluskan dan meremajakan kulit, menghilangkan noda hitam dan menguatkan jaringan kulit.

Sumber : Nova No. 912/XVIII 21 Agustus 2005